Cerita Wayang Golek Resi Gandasuta
Menguji kualitas audio bigband Polytron BB 632K dengan menggunakan kaset pita wayang golek live judul Resi Ganda Suta Dalang Alm. H. Asep Sunandar Sunarya berdurasi sekitar 6 jam. Jumlah kaset pita total adalah 6 buah (C60). Ini adalah kaset rekaman audio live panggung sekitar tahun 2003 di Alun2 Kab. Subang Jawa Barat. Dalam acara memperingati Hari Jadi Kab. Subang ke 56.
Awal cerita di wilayah Lebak Cawene Tutugan Gunung Parasu ada sebuah pertapaan (perguruan) yang menjadi sesepuhnya (guru) adalah Resi Gandasuta sedang memberi pencerahan kepada anaknya yaitu Bambang Gandasakti. Inti dari pembicaraan atau materi pencerahannya adalah mengenai kekacauan yang terjadi di Negara Astina yang diakibatkan oleh lemahnya SDM seluruh pejabat negara.
Ditengah obrolan datanglah segenap anggota pemerintahan negara Astina yang dipimpin oleh Resi Bisma dan Resi Drona dengan maksud akan membubarkan perguruan atau pertapaan Lebak Cawene. Alasannya adalah perguruan tersebut tidak memiliki izin dari pemerintah dan mengajarkan aliran sesat. Resi Gandasuta tidak menerima tuduhan tersebut debatpun berlangsung antara Resi Gandasuta dan Resi Drona.
Ilmu dari Resi Gandasuta ternyata lebih tinggi dan Resi Drona tersisih dari debatnya, sehingga muncul nafsu dan memerintahkan semua Kurawa untuk meringkus Resi Gandasuta beserta anaknya Bambang Gandasakti. Pertempuranpun terjadi walaupun tidak seimbang antara jumlah Kurawa yang jumlahnya lebih banyak dengan pihak Resi Gandasuta yang hanya mengandalkan dirinya dan anaknya. Semua Kurawa tidak ada yang mampu untuk menaklukkan Resi Gandasuta dan anaknya, tingga Resi Bisma yang belum melakukan reaksi.
Hingga Resi Bisma turun tangan untuk ikut meringkus Resi Gandasuta, dan lagi-lagi sang Resi Gandasuta pun masih unggul. Semua Kurawa termasuk Resi Bisma tidak berdaya, dan bermaksud meminta maaf. Permintaan maaf pun dikabulkan tapi dengan syarat Resi Bisma harus sanggup menjalankan tugas melakukan penanaman pohon di wilayah negara Astina terutama di pegunungan yang sudah gundul karena adanya penebangan liar. Sebelumnya Resi Bisma dikutuk menjadi seekor kera, dan dalam menjalankan tugas tersebut dalam wujud kera. Bisa kembali ke wujud semula jika tugas sudah seleai dilaksanakan.
Resi Bisma dengan wujud kera melaksanakan tugas yang diberikan Resi Gandasuta, sedangkan Resi Dorna dan Kurawa melarikan diri. Dilain tempat Adipati Arjuna biberi tugas oleh raja Amarta untuk mencari pusaka kerajaan yaitu Layang Jamus Kalimusada yang hilang. Dalam pencariannya Adipati Arjuna melaksanakan tapa untuk mendapatkan petunjuk.
Saat Resi Drona kabur diperjalanan bertemu dengan Adipati Arjuna yang sedang bertapa. Dia pun memberi tahu bahwa Layang Jamus Kalimusada ada di pertapan Lebak Cawene dan dipegang oleh Resi Gandasuta. Arjuna pun menuruti apa yang dituduhkan Resi Drona dan berangkat ke pertapan Lebak Cawene.
Sekian lama Resi Bisma melaksanakan tugas menanam pohon sesuai dengan perintah Resi Gandasuta dan berakhir dengan sukses, sehingga wujud Resmi Bisma pun kembali seperti semula. Selang beberapa saat Adipati Arjuna tiba di pertapan Lebak Cawene, dia langsung bertanya dan menanyakan keberadaan pusaka Layang Jamus Kalimusada. Sebelum Resi Gandasuta memberikan pusaka tersebut dia menguji Adipati Arjuna dengan berbagai pertanyaan mengenai hakikat kehidupan dan tentang pelaksanaan tugas kenegaraan yang sesungguhnya.
Semua pertanyaan dari Resi Gandasuta bisa terjawab sehingga pusaka Layang Jamus Kalimusada kembali bisa dibawa untuk negara Amarta. Resi Gandasuta pun berubah wujud, ternyata dia adalah Sanghyang Tunggal ayah dari Lurah Semar Badranaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar