Cerita Wayang Golek Live Prabu Wijarnaka
Pengujian kualitas tape deck bigband Polytron BB 632K hasil dari restorasi pada konten sebelumnya, dengan menggunakan kaset pita audio hasil rekaman sekitar tahun 2004 di Kampung Cikadu Manyeti Dawuan Kabupaten Subang.
Diceritakan di sebuah negara siluman yang bernama negara Sela Bintara, keraton negara ini berada di sebuah goa. Dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Wijarnaka dan patih Kala Gundu. Disuatu kesempatan sang raja Prabu Wijarnaka mengumpulkan seluruh aparatur negara termasuk patih dan senopati. Dalam pertemuan tersebut Prabu Wijarnaka menanyakan tentang kondisi negara dan kesejahteraan masyarakatnya kepada seluruh yang berwenang dan diberi tugas oleh raja.
Ternyata dalam obrolan tersebut sang patih Kala Gundu membandingkan dengan negara Astina dan Amarta. Dimana negara Amarta lebih maju dan memiliki masyarakat yang jauh lebih baik dibandingkan dengan negara Astina apalagi dengan dengan negara mereka. Usut punya usut negara Amarta memiliki rahasia yang tersembunyi, sebuah pusaka lambang negara Layang Jamus Kalimusada.
Prabu Wijarnaka sangat tertarik dengan pusaka Layang Jamus Kalimusada yang dimiliki oleh negara Amarta dan mempunyai niat untuk mencuri pusaka tersebut. Tapi patih Kala Gundu sempat menolaknya karena ada yang ditakuti yaitu Lurah Semar Badranaya. Tapi Prabu Wijarnaka tetap pada pendiriannya untuk mencurinya, sekalian membunuh Lurah Semar.
Atas perintah Prabu Wijarnaka berangkatlah patih Kala Gundu untuk mencuri Pusaka Layang Jamus Kalimusada dan membunuh Lurah Semar Badranaya.
Dilain tempat yaitu di negara Amarta sedang sibuk dalam rangka menyambut ulang tahun negara Amarta dan akan diperingati di pusat kota Indra Prahasta. Adipati Arjuna ditemani panakawan ikut sibuk untuk mempersiapkan peringatan tersebut. Dari Madukara Adipati Arjuna berangkat ditemani panakawan menuju Indra Prahasta.
Ditengah jalan Adipati Arjuna dihadang oleh Patih Kala Gundu dan kebetulan bertemu dengan Lurah Semar. Setelah mengetahui ada Lurah Semah ikut dalam rombongan Adipati Arjuna patih Kala Gundu merasa gembira karena tidak repot untuk mencari.
Patih Kala Gundu blak-blakan kepada Arjuna bahwa dirinya akan membunuh Lurah Semar. Hal ini membuat marah Adipati Arjuna karena dia berkewajiban untuk melindungi rakyatnya dari ancaman musuh luar negara. Maka terjadilah pertarungan antara Adipati Arjuna dengan patih Kala Gundu.
Patih Kala Gundu bukan patih sembarangan dia memiliki kesaktian yang luar biasa hingga bisa mengeluarkan angin besar dari mulutnya untuk mengalahkan Adipati Arjuna. Lurah Semarpun dicoba ilmunya hingga masuk ke dalam tanah. Tapi bukan Lurah Semar kalau kalah begitu saja, walau diinjak hingga masuk ke bumi Lurah Semar tetap bugar.
Saat Lurah Semar masuk ke dalam bumi Patih Kala Gundu langsung menuju ke pusat kota Amarta untuk mencuri Pusaka Layang Jamus Kalimusada, dan dia berhasil membawanya. Niat dari Patih Kala Gundu sudah diketahui oleh Lurah Semar, maka dari itu dia langsung menuju Kahiyangan untuk menemui adiknya Batara Guru dan Batara Narada.
Saat sampai di Sawarga Maniloka Kahiyangan Batara Guru dan Batara Narada hanya tinggal raganya saja, ruhnya berada di bumi berusaha mengambil Pusaka Layang Jamus Kalimusada yang menjelma menjadi Prabu Wijarnaka dan Patih Kala Gundu. Lurah Semar punya cara untuk menjebak adiknya tersebut yaitu dengan cara memasukan Sastra Jingga dan Dawala ke badan Batara Guru dan Batara Narada.
Sementara Lurah Semar turun ke bumi untuk mengusir dan mendapatkan kembali Pusaka Layang Jamus Kalimusada. Saat Batara Guru dan Batara Narada kembali ke Sawarga Kahiyangan jasadnya sudah ada yang mengisi. Hingga lari minta pertolongan kepada Batara Kresna yang saat itu berada di negara Amarta.
Saat ada di Amarta awalnya tidak dipercaya oleh seluruh pejabat Amarta hanya Batara Kresna yang mengetahui. Yang dipercaya adalah wujud Batara Guru dan Batara Narada yang diisi oleh Sastra Jingga dan Dawala. Hingga akhirnya Prabu Wijarnaka (Batara Guru) dan Patih Kala Gundu (Batara Narada) minta pertolongan kepada Batara Kresna untuk memasukan kembali ruhnya ke wujud asli.
Selamatlah Pusaka Layang Jamus Kalimusada dan meriah pula acara ulang tahun negara Amarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar